Nidakhofiyya.com

Selamat datang di website kami. Nidakhofiyya.com adalah blog yang berisi tentang kajian keislaman, donasi, bisnis dan tips tips ringan yang berkualitas. Semoga website ini bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya buat kaum muslimin khususnya serta masyarakat secara umum.

Like US On Facebook

Wednesday, June 13, 2018

Bahayakah Kanker Paru-paru?

Tulisan ini disusun dan didedikasikan untuk para penderita kanker, juga keluarga dan dokter, perawat, farmasi yang membersamai mereka untuk melawan kanker agar survive dan sembuh seperti sedia kala. Terkhusus untuk ibunda tercinta rahimahallah yang telah dipanggil Allah melalui penyakit kanker paru stadium akhir.

              
  Apa itu kanker? Kanker adalah penyakit akibat terjadinya pertumbuhan abnormal sel menjadi sel kanker diakibatkan mutasi. Bila kanker telah menyebar ke organ yang lain dinamakan metastase. Kanker adalah tumor yang ganas. Jadi tidak semua tumor adalah kanker. Macam-macam kanker: Kanker paru, kanker payudara, kanker colon, kanker nasofaring, kanker getah bening, kanker darah (leukemia).
kanker paru stadium 4                Di sini InsyaAllah saya tuliskan kisah ibu yang tekena kanker paru (kanker paling mematikan) supaya dapat diambil pelajaran dan hikmahnya. Ibu tinggal bersama kami sekeluarga: aku, istri dan ketiga anakku di desa Wonorejo kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Tempat tinggal kami ada di pinggiran kota, sehingga udara pun masih bagus karena jauh dari polusi. Di keluarga kami tidak ada yang merokok sehingga Alhamdulillah keluarga lebih sehat dan kondusif untuk mendidik buah hati kami.
               
hasil rontgen
Pada bulan Ramadhan 1433 H ibu mulai merasa agak kurang enak badan, sering batuk. Istriku yang juga menjadi dokter keluarga segera mengobati beliau dengan obat standar pengobatan pasien batuk. Ia resepkan Sanadryl sirup obat batuk. Pada awalnya ibu sembuh. Lama kelamaan batuknya tidak bisa diobati dengan obat biasa. Kemudian Istri meresepkan codein 20 mg untuk menekan batuk beliau yang semakin parah. Walaupun begitu beliau menyelesaikan puasanya tanpa keluhan.
                Setelah bulan Syawal, akibat perjalanan pergi pulang ke Pacitan dalam sehari beliau merasakan sesak nafas. Kami mulai curiga denganpenyakit beliau hingga istri merekomendasi untuk cek lab dan rontgen. Benar saja di keterangannya ada efusi pleura. Yaitu penumpukan cairan di pleura sehingga menekan paru-paru dan menyebabkan sesak nafas.Kami pun segera memeriksakan ke dokter paru rekomendasi dari teman istri yang menempuh pendidikan spesialis paru. Beliau adalah dr Ana Rima Sp P dokter yang perhatian kepada pasien dan super sibuk. Setelah dilakukan pemeriksaan patologi anatomi ibu dinyatakan menderita kanker paru stadium 4. Namun beliau tetap sabar dan menerima cobaan yang diberikan Allah tanpa keluhan.
                Selanjutnya dilakukan WSD, yaitu sederhananya membuat lubang di dada beliau kemudian dipasasang dengan selang NGT 18 untuk mengalirkan cairan di pleura. Setelah sepuluh hari dirawat cairan itu sudah dikeluarkan lebih dari 6 liter. Proses berikutnya dokter memberikan obat sitostatika bleomycin untuk dimasukkan lewat lubang ke pleura beliau. Selama dirawat hal yang paling memberatkan adalah pisah dengan cucu-cucu beliau, anak-anak kami.
                Selesai WSD sebulan kemudian ibu menjalani  kemoterapi. Dokter memberikan 7 vial paclitaxel 30 mg dan 2vial doxorubicin untuk menggempur kanker yang membandel. Efek samping yang muncul setelah kemo: Mual/muntah, rontoknya rambut, Netropenia, serta kondisi fisik yang lemah. Karena obat kemo tidak bisa pilih pilih sel yang boleh dan tidak untuk dilemahkan.
                Selain kemoterapi ibu juga mengkonsumsi ramuan herbal yang kuberikan kepada beliau. Tiap hari aku minta ke tetangga daun sirsak untuk direbus dan diminumkan ke beliau. Kunyit putih dan daun sirsak adalah yang rutin beliau minum. Selain itu ikhtiar kami juga menggunakan tomografi temuan Prof Warsito Taruno yang telah dipatenkan di Amerika dan telah digunakan di NASA untuk memindai obyek dielektrika pada pesawat luar angkasa. Teknologi ini bernama EVCT (Electrical Capasitance Volume Tomography).
                Lama kelamaan kondisi beliau semakin buruk.Hari Senin 17 Juni 2013 sewaktu mau bangun untuk sholat Subuh beliau jatuh. Tulang paha patah akibat metastase kanker di tulang.  Seminggu di RSUD Dr Muwardi beliau minta pulang dirawat di rumah. Sabtu malam kuijinkan tetapi kami rencanakan Ahad pagi. Dan benar saja pukul 02.00 Ahad 23 beliau meninggalkan dunia selama-lamanya, innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Ahad pagi dimakamkan di Pemakaman Untoroloyo Mojosongo. Dahulu beliau menimang dengan kasih sayang, hari itu kugotong dan kumasukkan liang lahat dengan kedua tanganku sendiri.
                Pelajaran dari kisah ini:
1.       Kesabaran yang luar biasa menghadapi cobaan tanpa keluhan
2.       Berobat dengan yang dihalalkan, tidak berobat ke dukun, paranormal dan sejenisnya
3.       Kewajiban manusia hanya berusaha, Allah lah yang menentukan hasilnya


4.       Bila ajal telah tiba manusia berkumpul di dunia hendak menyelamatkan tetap saja tidak akan bisa

No comments:

Post a Comment